Senin, 21 Mei 2012

CCTV Sebagai Jembatan Pengikat Emosi Keluarga

Selain memberikan rasa aman, kehadiran camera pengintai (CCTV) ternyata juga bisa menjadi jembatan pengikat emosi antar anggota keluarga yang terpisah jarak.
Berikut penuturannya.


Emy Wahyuningtyas (37) masih mengingat kepanikanya ketika gempa menggoncang Yogyakarta 19 Maret lalu. "Itu jam 10 pagi. Anak saya Kisha, itu yang pertama kali terlintas di pikiran saya, dia sedang bersekolah,"ujar Emy.
Emy sebenarnya ada disekolah Kisha, Olifant School di Yogyakarta. Namun, kebijakan sekolah itu tidak mengijinkan orang tua seperti Emy mendampingi anak-anak mereka belajar.
Emy mengutak-atik laptopnya di ruang tunggu orangtua dan mengakses tampilan closed-circuit-television (CCTV) sekolah.
"Saya menemukan tampilan CCTV yang memperlihatkan Kisha sedang bermain di playground. Saya langsung lega melihat anak saya baik-baik saja," kata Emy.
"Suami saya bekerja di anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Lewat internet, dia bisa menonton apa yang dilakukan anaknya di sekolah. Kami jadi tahu anak kami memakan kacang ijo dengan lahap, bahkan minta tambah,"kata Emy tertawa.

Mata Tambahan


CCTV bagi Mona Angiani ibarat mata tambahan yang dipasang dirumah ketika ia dan suaminya, Ahmad Rifani,  sibuk bekerja di kantor. Tiap hari, ia harus meninggalkan anaknya, Nareswari, yang baru berusia 15 bulan dibawah pengasuhan babysitter dari pukul 08.00-18.00.
Maraknya pemberitaan tentang kekerasan terhadap anak yang terekam kamera membuat Mona tertarik memasang empat kamera pengintai di rumahnya di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. Meski tinggal di Kompleks Hankam, Mona tetap dihantui rasa takut tiap kali meninggalkan Nareswari.
Selama satu jam setelah pulang kantor, Mona selalu mempelototi hasil rekaman. Ia bisa tahu jika jadwal makan Nareswari tidak dipenuhi. Mona pun menegur pengasuh karena sering membawa Nareswri keluar rumah. Padahal rumah Mona langsung berbatasan dengan jalan raya yang ramai.
" Beda dengan di desa, kita tidak bisa mengandalkan bantuan pengawasan dari tetangga. Karena para tetangga juga pada sibuk," kata Mona.
Berkat CCTV pula, Mona dan Rifani tidak ketinggalan momen-momen penting pertumbuhan anaknya. Ia bisa melihat betapa lelapnya Nareswari tidur siang di ruang tengah. Mona pun bisa tertawa terbahak-bahak ketika melihat si upik (hewan peliharaan mereka) bermain ayunan.

Perkembangan Anak

Direktur Olifant School Deasy Andriani menyebutkan, CCTV juga membantu sekolah memantau perkembangan belajar para murid. " Dengan CCTV, kami terkadang memberikan masukan kepada para pengajar tentang kegiatan belajar mengajar, juga perkambangan anak-anak," kata Deasy.
CCTV bukan satu-satunya fasilitas yang menciptakan rasa aman, Olifant School juga menawarkan protokol keamanan ekstra ketat bagi siapa saja yang ingin memasuki sekolah itu.
Untuk bisa memasuki sekolah, setiap orang harus melewati lorong canopy berbentuk setengah lingkaran sepanjang lima meter, yang hanya bisa dimasuki dengan ijin para penjaga sekolah di areal parkir.
Namun, ujung lorong itu adalah sebuah pintu terali besi bercat putih yang selalu terkunci. Setiap orang yang datang akan berhadapan dengan alat pemindai sidik jari. Hanya sidik jari yang tersimpan dalam database yang akan membuat kunci pintu terali besi terbuka.
Fasilitas "pencipta rasa aman" seperti CCTV dan protokol penjemputan murid yang ketat lebih mudah dikenali sebagai pembeda sehingga orang tua mau merogoh kocek puluhan juta rupiah pertahun demi menyekolahkan anak mereka di Olifant.
"Memang semakin banyak orangtua yang berminat menyekolahkan anak mereka karena fasilitas CCTV dan protokol keamanan kami. Itu bukan satu-satunya faktor Olifant kini memiliki antrean panjang calon murid. Namun,memang semakin banyak orang tua yang datang karena adanya CCTV," kata Deasy.

Kami selaku Perusahaan penyedia layanan CCTV akan memanjakan anda dengan produk teknologi canggih  dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik.
Konsumen bisa memilih analog dengan data tersimpan di hard disk saja atau terkoneksi lagsung dengan internet. Jika ingin terkoneksi dengan internet, konsumen bisa mencoba layanan pemantauan yang ditawarkan Telkom sejak 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar